Liputan6.com, Jakarta - Di tempat lain, Farhat duduk di bangku belakang dengan tangan terikat dan mulut tertutup lakban. Malik, yang duduk di bangku depan, tengah berbicara melalui telepon dengan Zidan.
Dia melaporkan bahwa target kedua telah berhasil mereka tangkap, sementara rekan-rekannya yang lain mengendalikan kemudi.
Hani merasa gelisah. Kemana Dean pergi? Sudah siang, tetapi dia belum juga pulang. Hani mencoba menghubungi Dean. Sementara itu, Dean duduk di samping Tyas di tempat tidur ketika ponselnya berdering.
Melihat bahwa itu panggilan dari Hani, Dean memutuskan untuk menolak panggilan tersebut, mengatakan kepada Tyas bahwa dia tidak ingin diganggu. Hani sangat marah karena panggilannya diabaikan, merasa terhina oleh tindakan Dean.
Di tempat lain, Frans mendekati Gino yang berdiri sendirian. Gino meminta Frans untuk mencari obat penggugur kandungan.
Terkejut, Frans bertanya untuk apa obat itu, tetapi Gino hanya mengungkapkan kekesalannya terhadap orang yang terlalu banyak bertanya dan memerintahkan Frans untuk segera melaksanakan perintahnya.
Sementara itu, Hani memasuki sebuah gudang tua yang sudah lama tidak terpakai, bertanya-tanya mengapa seseorang memintanya datang ke tempat itu.
Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah sepatu pantofel yang terdengar jelas, Tok...tok...tok. Hani berbalik ke arah suara tersebut dan melihat sosok misterius yang mendekatinya. Ketakutan, Hani mundur sambil mulai menangis, bertanya-tanya siapa sosok itu.