
Bentuk pembinaan kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan budaya kerja yang produktif dan profesional. Ini berlaku untuk kinerja karyawan di lingkungan instansi pemerintahan maupun swasta.
Pembinaan kinerja karyawan diperlukan bukan hanya sebagai evaluasi. Konsep ini juga bisa berfungsi sebagai panduan yang membantu mereka tumbuh, belajar, dan memberikan kontribusi lebih optimal pada pekerjaannya.
Macam-Macam Bentuk Pembinaan Kinerja untuk Karyawan

Pembinaan kinerja adalah proses yang dilakukan oleh atasan atau manajemen untuk membantu karyawan mencapai standar kinerja yang diharapkan. Selain itu, juga untuk meningkatkan produktivitas, serta mengembangkan kompetensi dan profesionalisme dalam bekerja.
Menurut buku Pembinaan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Dr. Nina Nurhasanah, S.E., M.M., dkk, (2024), pembinaan ini menjadi bagian penting dalam manajemen sumber daya manusia. Baik untuk pekerjaan di instansi pemerintah maupun sektor swasta.
Pembinaan kinerja dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan metode, tergantung pada kebutuhan organisasi dan kondisi karyawan atau pegawai. Berikut adalah beberapa bentuk pembinaan kinerja yang umum diterapkan.
1. Coaching dan Mentoring
Coaching adalah proses pembinaan yang dilakukan oleh atasan langsung kepada karyawan. Tujuannya untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan, memperbaiki kinerja, dan menemukan solusi atas hambatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
Sedangkan mentoring lebih berfokus pada hubungan jangka panjang antara pegawai senior dan junior. Bertujuan untuk pengembangan karier, wawasan organisasi, dan pembelajaran nilai-nilai kerja.
2. Supervisi Langsung
Supervisi adalah salah satu bentuk pembinaan paling umum, saat atasan secara langsung melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas karyawan. Melalui supervisi, atasan bisa memberikan umpan balik langsung, mengoreksi kesalahan teknis, dan memberikan arahan yang konstruktif untuk perbaikan kerja.
3. Penilaian Kinerja Berkala
Penilaian kinerja seperti SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dapat menjadi momen penting untuk melakukan pembinaan. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan bagi kinerja tinggi dan memberikan peringatan atau pembinaan lebih lanjut untuk kinerja yang belum optimal.
4. Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)
Pelatihan adalah bentuk pembinaan yang bersifat formal dan terstruktur, ditujukan untuk meningkatkan kompetensi teknis maupun nonteknis karyawan. Misalnya penggunaan aplikasi baru atau layanan publik.
Sementara pengembangan karier bisa mencakup rotasi jabatan, tugas belajar, atau penugasan strategis. Semuanya bertujuan untuk membantu mereka mengembangkan potensi jangka panjang.
5. Konseling Kinerja
Bentuk pembinaan ini bersifat lebih personal dan dilakukan untuk menangani masalah-masalah khusus yang memengaruhi kinerja karyawan, Mulai dari masalah pribadi, tekanan kerja berlebih, atau konflik di tempat kerja.
Melalui konseling, para karyawan didorong untuk mengenali akar masalah dan mencari solusi bersama. Tentunya dengan bantuan atasan atau tenaga profesional.
Baca Juga: Bentuk Pembinaan yang Dapat Dilakukan apabila Terkena Sanksi Penonaktifan STR
Jika dipikir bahwa pembinaan hanya dilakukan saat kinerja pegawai dianggap kurang baik, hal tersebut kurang tepat. Berbagai bentuk pembinaan kinerja juga dilakukan sebagai langkah preventif dan pengembangan jangka panjang, agar karyawan mampu terus bertumbuh, berkontribusi, dan beradaptasi dengan tuntutan kerja. (DNR)