PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan delapan program prioritas nasional saat membacakan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dan Nota Keuangan dalam sidang tahunan MPR, 15 Agustus 2025. Salah satu agenda prioritas tersebut adalah pertahanan semesta.
Program pertahanan semesta tersebut mencakup pembentukan Komando Daerah Militer (Kodam) dan pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista). Prabowo mengatakan, pertahanan perlu diperkuat karena dunia penuh ketidakpastian. Menurutnya, ancaman bisa muncul tiba-tiba.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Selain itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah menganggarkan Rp 424,8 triliun untuk bidang pertahanan, hukum, dan keamanan dalam rangka pertahanan semesta yang digagas Prabowo pada tahun depan.
Ia menyatakan anggaran tersebut dialokasikan untuk bidang pertahanan sebesar Rp 185 triliun, bidang ketertiban dan keamanan sejumlah Rp179,4 triliun, serta bidang hukum senilai Rp60,4 triliun.
“Anggaran untuk pertahanan semesta di bidang pertahanan Rp185 triliun itu untuk harwat (pemeliharaan dan perawatan) serta penggantian pesawat atau alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) yang lain,” kata Sri Mulyani ketika Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Mengenal Pertahanan Semesta ala Prabowo
Konsep pertahanan semesta ala Prabowo meliputi tiga bagian yakni bidang pertahanan, bidang ketertiban dan keamanan dan bidang hukum. Bidang pertahanan menjadi salah satu yang menjadi fokus setelah TNI merombak sebagian besar struktur organisasi.
Peningkatan satuan terjadi di seluruh matra hingga penambahan kodam di wilayah. Presiden Prabowo diketahui membentuk enam Komando Daerah Militer baru, 14 Komando Daerah Angkatan Laut, tiga Komando Daerah Angkatan Udara, satu Komando Operasi Udara, enam grup Komando Pasukan Khusus, 20 Brigade Teritorial Pembangunan, satu Brigade Infanteri Marinir, satu Resimen Korps Pasukan Gerak Cepat, 100 Batalion Teritorial Pembangunan, lima Batalion Infanteri Marinir, dan lima batalion Komando Korps Pasukan Gerak Cepat.
Perawatan dan penambahan alutsista juga menjadi salah satu poin yang ada di dalam pengajuan anggaran "Pertahanan Semesta" 2026. Pengadaan alutsista itu terjadi di seluruh matra TNI. TNI AU dan TNI AL menjadi matra yang paling sering disoroti publik karena kerap membeli alutsista baru.
Yang paling baru, TNI AL baru saja kedatangan KRI baru buatan perusahaan Fincantier, Italia. KRI tersebut diberi nama KRI Brawijaya dan direncanakan akan memperkuat pertahanan laut Indonesia di Koarmada I. Selain itu, TNI AL akan kedatangan kapal selam baru jenis Scorpene dari Naval Group, perusahaan asal Prancis.
Kementerian Pertahanan sendiri memastikan kontrak tersebut sudah efektif per tanggal 23 Juli 2025 lalu. Nantinya pengembangan Scorpene akan dilakukan oleh Naval, bekerja sama dengah PT PAL di Surabaya. Di sisi udara, TNI AU juga tengah gencar mengembangkan pertahanan udara dengan menghadirkan beberapa pesawat jet tempur. Beberapa waktu belakangan, Kementerian Pertahanan telah menandatangani pembelian 48 pesawat tempur buatan perusahaan KAAN dari Turki.
Tidak hanya ketahanan militer, ketahanan pangan juga jadi salah satu hal yang dipersiapkan. Hal itu dilakukan agar Indonesia tetap memiliki kemandirian pangan jika nantinya kondisi perdagangan dunia carut marut karena efek perang.
“Dengan kondisi geopolitik yang semakin tidak menentu, Indonesia harus punya pertahanan yang kuat untuk menjaga kekayaan kita," ujar Prabowo.