1 month ago
8
BANK Indonesia (BI) Tegal, memanfaatkan momen acara ritual sedekah laut di Kota Tegal, Jawa Tengah, dengan menggelar pasar murah. Warga--terutama kaum ibu--yang mayoritas dari keluarga nelayan pun antusias berebut untuk mendapatkan sembakau murah.
"Pasar murah yang digelar ini, merupakan bukti nyata komitmen BI dalam pelestarian budaya, pengendalian inflasi dan edukasi keuangan khususnya Cinta Bangga Paham Rupiah (CBP) Rupiah," ujar Kepala BI Tegal, Bimala, di halaman KUD Karya Mina, Tegalsari, Kota Tegaal, tempat digelarnya pasar murah, Senin (7/7).
Bimala menuturkan bahwa sejak 2024, BI Tegal berkolaborasi secara aktif dengan Pemkot Tegal melalui momen sedekah laut. Pihaknya berkolaborasi dalam momen sedekah laut Kota Tegal sejak 2024.
"Kolaborasi ini bukan hanya wahana pelestarian budaya tetapi juga bagian sinergi dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Edukasi. Fokus dalam kegiatan ini adalah pengendalian harga bahan pangan dan edukasi melalui Kirab CBP Rupiah dan perelaran wayang golek dengan maskot CBP Rupiah (Aru, Acul dan Asih)," terang Bimala.
Bimala menjelaskan BI Tegal hadir dalam berbagai kegiatan selama rangkaian momen sedekah laut berlangsung. Seperti Kirab Budaya CBP Rupiah pada 6 Juli 2025 yang di mulai dari Perumahan Brawijaya dan Finish di KUD Karya Mina.
"Kirab budaya CBP merupakan perpaduan budaya dan pengenalan CBP Rupiah kepada msyarakat. Tujuannya, agar penyampaian pesan CBP Rupiah dapat lebih mudah dikenal luas oleh masyarakat," papar Bimala.
Lanjut Bimala, Khusus untuk pasar murah menjadi langkah nyata pengendalian inflasi dengan menyediakan kebutuhan pokok harga terjangkau.
"Ini juga bagian dari upaya jangka panjang dalam memperkuat ketahanan pangan daerah khususnya Kota Tegal," paparnya.
Menurut Bimala dalam momen sedekah laut di Kota Tegal, juga ada Wakaf Produktif untuk Nelayan yang merupakan kolaborasi BI Tegal dengan Lazisnu Kota Tegal, yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, khususnya Nelayan.
"Wakaf produktif ini ditujukan bagi nelayan yang kurang mampu untuk mengambil sertifikasi untuk pengembangan kompetensi nelayan," pungkasnya. (JI/E-4)
