Butuh Kalkulasi Matang dalam Negosiasi Tarif AS

1 month ago 8
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Butuh Kalkulasi Matang dalam Negosiasi Tarif AS Aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok.(MI/Usman Iskandar)

KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara-negara BRICS perlu diantisipasi dengan kalkulasi yang matang dan strategi yang terukur.

Menurut Shinta, bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS adalah langkah strategis dalam memperkuat jejaring global south, memperluas akses pembiayaan alternatif, serta mendiversifikasi pasar ekspor nasional. Namun, langkah ini juga menghadirkan tantangan baru, terutama dalam bentuk respons proteksionis dari negara seperti AS.

Shinta menegaskan negosiasi di bawah pemerintahan Trump membutuhkan kewaspadaan tinggi karena kebijakan bisa berubah secara mendadak seiring kepentingan politik domestik AS.

"Negosiasi dengan pihak AS, khususnya di era Trump, selalu menuntut kalkulasi yang tepat dan kewaspadaan tinggi karena keputusan kebijakan dapat berubah sewaktu-waktu," ujarnya, Senin (7/7).

Pemerintah, ungkapnya, telah mengajukan proposal second offer atau penawaran kedua yang telah diterima oleh perwakilan resmi pemerintah AS, yakni United States Trade Representative (USTR). 

Shinta menekankan pentingnya menjaga posisi tawar Indonesia agar tidak dipukul rata dengan negara-negara BRICS lainnya, mengingat perbedaan mendasar dalam profil komoditas dan struktur industrinya.

Menurutnya, keberhasilan negosiasi dalam mengantisipasi potensi tarif tambahan dari AS akan sangat bergantung pada kapasitas diplomasi ekonomi yang terstruktur, berpijak pada kepentingan jangka panjang industri dalam negeri. Pemerintah sebagai negosiator memiliki peran utama dalam menyusun strategi.

"Sementara, dunia usaha siap memberikan masukan tambahan yang dibutuhkan kapan pun diperlukan," ucapnya.

Dalam konteks ini, Shinta mengatakan Apindo telah menjadi mitra strategis pemerintah sejak awal, mengawal jalannya proses negosiasi kebijakan tarif resiprokal yang kini memasuki tenggat krusial pada 9 Juli 2025.

Selama 90 hari terakhir, pihaknya bersama para pelaku usaha telah aktif menyampaikan berbagai masukan, baik secara tertulis maupun langsung dalam berbagai forum resmi. Salah satu usulannya ialah membuka peluang impor komoditas penting seperti kapas, kedelai, produk susu, jagung, dan crude oil sebagai bagian dari strategi win-win, guna menjaga kebutuhan industri dalam negeri sekaligus menjawab kekhawatiran defisit perdagangan AS.

Menekan industri
Di satu sisi, Shinta mengingatkan jika tarif tambahan benar-benar diberlakukan AS di luar skema tarif resiprokal yang tengah dinegosiasikan, dampaknya bisa sangat terasa bagi Indonesia. Yakni, dapat menekan sektor industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), furnitur, alas kaki, dan mainan. Ini menjadi sektor-sektor yang masih sangat bergantung pada pasar AS. 

Meskipun ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 10% dari total ekspor dan kontribusi ekspor terhadap PDB masih relatif rendah (sekitar 21%), tekanan global, masuknya barang ilegal, dan biaya produksi yang tinggi tetap menjadi risiko nyata yang tidak bisa diabaikan.

"Risiko ini yang mesti diwaspadai pemerintah," imbuh Shinta.

Meski demikian, Apindo melihat di balik risiko selalu ada peluang. Keanggotaan Indonesia di BRICS membuka akses lebih luas ke New Development Bank dan potensi integrasi pasar intra-BRICS. Oleh karena itu, pelaku usaha Indonesia didorong untuk fokus pada keunggulan kompetitif, penguatan rantai nilai (value chain), serta menjaga keberlanjutan dan ketahanan industri dalam jangka panjang.

Dengan konsolidasi kebijakan resiprokal yang solid, diplomasi dagang yang berbasis data dan bukti (evidence-based), serta partisipasi aktif dunia usaha, Indonesia diyakini dapat memitigasi dampak negatif kebijakan proteksionis AS sambil tetap memanfaatkan peluang dari BRICS. (Ins/E-1)

Read Entire Article