Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan tambang asal Prancis yang beroperasi di Indonesia yakni Eramet Indonesia membeberkan bahwa saat ini produksi nikel Indonesia 'merajai' produksi nikel dunia. Bahkan, sebanyak 61% produksi nikel dunia berasal dari Indonesia.
Tingginya nikel Indonesia yang membanjiri dunia itu, justru menimbulkan efek yang tidak mengenakan bagi Indonesia. Yakni maraknya kampanye nikel kotor atau dirty nickel.
CEO Eramet Indonesia, Jerome Baudelet mengatakan kampanye yang dilemparkan oleh negara-negara barat ke Indonesia tersebut karena meningkatnya jumlah produksi nikel dari Indonesia di Dunia yang menjadi 61% dalam kurun waktu 10 tahun atau dari tahun 2014 yang hanya 8%.
Indonesia berubah dari 8% produksi dunia menjadi lebih dari 60% produksi, itu memiliki efek yang menakutkan," ujarnya dalam acara Kelas Jurnalistik Eramet Indonesia, di Jakarta, dikutip Selasa (26/8/2025).
Dampak peningkatan signifikan dominasi nikel dari Indonesia tersebut dinilai membuat tambang-tambang nikel lain di dunia terpaksa ditutup. Beberapa tambang yang tutup tersebut berada di negara-negara barat.
"Kita berbicara tentang penutupan 500.000 ton karena situasi kelebihan pasokan ini selama 2-3 tahun terakhir," jelasnya.
Implikasinya, harga nikel yang dijual dari Indonesia juga terhitung lebih murah. Hal itu membuat kampanye 'dirty nickel' ditujukan ke Indonesia. "Jadi, ada dampaknya terhadap perekonomian beberapa negara Barat," tambahnya.
Kendati demikian, Jerome tidak menampik proses pertambangan di Indonesia juga bukan yang terbaik dari sisi keberlanjutannya. Meskipun memang, setiap negara dinilai memiliki standar keberlanjutan yang berbeda-beda.
"Jadi, di negara-negara ini selalu ada orang-orang yang melakukan hal-hal dengan benar, orang-orang yang melakukan hal-hal dengan tidak benar atau bahkan ilegal," imbuhnya.
Dengan begitu, secara pribadi, Jerome tidak setuju dengan kampanye 'dirty nickel' yang ditujukan ke Indonesia. Hal itu lantaran setiap negara memiliki kepercayaan masing-masing perihal operasi tambang berkelanjutan. "Mari kita lihat operasinya satu per satu dan lihat bahwa orang-orang, kebanyakan dari mereka, melakukan hal yang benar," tandasnya.
Eramet Indonesia sendiri berkomitmen untuk terus melakukan penambangan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
Strategi pertama yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan peduli terhadap orang-orang. Artinya, perusahaan benar-benar memperhatikan kesehatan dan keselamatan orang-orang di lokasi. Selain itu, perusahaan juga menyediakan lingkungan yang inklusif, dan mempercepat pembangunan lokal dan berkelanjutan bagi masyarakat dan wilayah tuan rumah.
Strategi kedua yang dilakukan oleh perusahaan dengan menjadi mitra terpercaya bagi alam. Hal itu dilakukan dengan mengendalikan dan mengoptimalkan konsumsi air, mengintegrasikan pelestarian keanekaragaman hayati, dan memitigasi risiko pencemaran serta mengurangi dampak lingkungan.
Terakhir, perusahaan juga melakukan transformasi rantai nilai. Hal itu dilakukan dengan mengurangi jejak karbon, mengoptimalkan sumber daya mineral, dan mengembangkan rantai nilai yang bertanggung jawab dengan pemasok dan pelanggan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Jor-Joran! Dunia Dilanda Kebanjiran Nikel Sampai 350 Ribu Ton