KETUA Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, kembali menunjuk Hasto Kristiyanto sebagai sekretaris jenderal PDIP periode 2025-2030. Analis komunikasi politik Hendri Satrio, mengatakan penunjukan kembali Hasto tidak mengejutkan.
Pria yang akrab disapa Hensa itu menilai, penunjukan kembali Hasto sebagai sekjen PDIP sudah dapat diprediksi sejak awal, karena Megawati memang tidak berencana menggantinya. “Sejak awal sudah bisa ditebak. Ketika Ibu Megawati merangkap posisi ketua umum sekaligus sekjen, itu menandakan ada sosok yang dipersiapkan, dan sosok itu adalah Hasto,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025 seperti dikutip dari Antara.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Ia menambahkan, tanda-tanda tersebut terlihat dari konsistensi Megawati yang selalu menunjukkan kepercayaan penuh pada loyalisnya, termasuk ketika Hasto menghadapi persoalan hukum. Menurut Hensa, Megawati belum memperlihatkan keinginan untuk mengganti Hasto, karena rekam jejaknya menunjukkan loyalitas penuh dan sikap tegak lurus kepada Megawati.
Kesetiaan ini dianggap sebagai kunci penting dalam menjaga stabilitas internal partai, terutama menjelang agenda besar seperti persiapan Pemilu 2029 dan pengawalan program-program kerakyatan. “Kalau bukan karena kasus hukum yang menjeratnya kemarin, Hasto tetap akan menjabat sebagai Sekjen PDIP. Dia kan dikenal loyal, dari pagi sampai sore selalu mendampingi Bu Mega,” kata Hensa.
Ia juga menekankan, Megawati masih merasa nyaman memimpin PDIP bersama Hasto. Karena itu, menurut Hensa, wajar jika Hasto kembali ditetapkan sebagai Sekjen untuk periode 2025–2030. “Kenyamanan itu masih ada pada Hasto, dan selama itu belum berubah, posisi sekjen tidak akan diberikan kepada orang lain,” kata dia.
Anggota DPRD DKI Jakarta sekaligus kader PDIP, Hardiyanto Kenneth, menilai penunjukan Hasto sebagai Sekjen PDIP merupakan keputusan yang tepat, sekaligus langkah strategis untuk memperkuat konsolidasi internal menjelang pemilu.
“Penunjukan Pak Hasto adalah keputusan yang sangat tepat. Beliau sudah terbukti mampu mengawal program partai dengan baik dan menjadi motor penggerak dalam berbagai agenda politik PDIP,” ujar Kenneth di Jakarta, 15 Agustus 2025.
Pria yang akrab disapa Bang Kent itu menambahkan, seluruh kader menyambut positif keputusan tersebut karena rekam jejak Hasto yang kuat serta visi strategisnya yang diyakini mampu memperkuat konsolidasi partai ke depan. Ia juga optimistis, di bawah kepemimpinan Hasto sebagai sekjen, PDIP akan semakin solid dan siap menghadapi dinamika politik nasional.
Menurut Kenneth, Hasto dikenal sebagai sosok komunikatif sekaligus tegas dalam menjalankan tugas. “Penunjukan ini diharapkan bisa memperkuat posisi partai menghadapi pemilu mendatang dan menjaga kekompakan internal,” katanya.
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto divonis 3,5 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada 25 Juli 2025, karena terbukti turut menyediakan dana suap untuk mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Suap tersebut dimaksudkan agar kader PDIP Harun Masiku menggantikan Nazarudin Kiemas, anggota DPR terpilih yang meninggal sebelum pelantikan.
Meski begitu, hanya beberapa hari setelah putusan dijatuhkan, Presiden Prabowo Subianto pada 31 Juli 2025 memberikan amnesti kepada Hasto bersama lebih dari seribu narapidana lainnya setelah usulan tersebut mendapat persetujuan DPR.