1 month ago
12
Acara International Promotion IP Trisakti di Jakarta, Sabtu (5/7).(Dok. MI)
INSTITUT Pariwisata (IP) Trisakti menunjukkan bahwa program internasional mereka khususnya perhotelan dan tourism dapat menjadi langkah yang tepat untuk dipilih oleh calon mahasiswa dan orangtua. Pasalnya, program ini dapat memastikan masa depan yang cerah bagi para calon mahasiswanya.
Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati, menjelaskan bahwa pihaknya sudah menjadi kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri seperti International Management Institute (IMI) Swiss, Guilin Tourism University Tiongkok, dan masih banyak lagi.
“Kegiatan ini menjadi perkenalan kami untuk prodi internasional khususnya perhotelan dan tourism. Kami bersyukur mahasiswa kami berkesempatan mendapat beasiswa satu tahun di banyak negara. Kami bersyukur juga bahwa kegiatan di kampus mitra internasional ini tidak hanya mengirimkan mahasiswa ke luar negeri tapi juga menerima mahasiswa asing ke sini. Mudah-mudahan pendidikan di Indonesia khususnya bidang pariwisata semakin maju untuk membuat pariwisata di negeri kita meningkat,” ungkapnya dalam acara International Promotion IP Trisakti di Jakarta, Sabtu (5/7).
Di tempat yang sama, Lulusan Program Internasional IP Trisakti, Vivi Sanly, membagikan pengalamannya sebagai alumni IP Trisakti di mana dirinya saat ini sudah bekerja di Bel Estage St. Regis Jakarta.
Saya juga merupakan alumni program dua negara di Guilin Tourism University. Selama saya di sana saya belajar banyak dari sisi mahasiswa saja karena tekad belajar mereka yang tinggi. Saya mendapat kesempatan 6 bulan bekerja di hotel Shangri-La Shang Hai,” ujar Vivi.
Menurutnya, selama belajar di IP Trisakti, pihak kampus sudah menjanjikan dirinya akan dapat bekerja di hotel bintang lima. Awalnya dia merasa khawatir, namun ternyata kenyataannya melebihi ekspektasi.
“Sejak awal saya dijanjikan oleh kampus karena bisa bekerja di hotel bintang lima. Awalnya saya khawatir karena semakin ke sini mencari pekerjaan tidak mudah. Tapi ternyata di sini melebihi ekspektasi saya dan jangan khawatir untuk berkuliah di IP Trisakti,” kata dia.
Sebagai mitra IP Trisakti,Perwakilan IMI Indonesia, Dedet Hidayat, menambahkan bahwa sekolah perhotelan pertama di dunia berada di Swiss dan negara tersebut telah menjadi barometer bagi dunia termasuk Indonesia.
“Kami bekerja sama dengan IP Trisakti sejak 2007. Swiss merupakan sekolah terbaik di bidang vokasi khususnya hospitality. IMI berkomitmen sangat kuat untuk berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi dunia dengan quality of education,” ucap Dedet.
Ketika mengambil program internasional IP Trisakti dan memilih untuk menempuh jalur double degree di IMI Swiss, Dedet mengatakan bahwa para mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang banyak ketika mengambil program tersebut.
“Ketika masuk internship di Swiss itu memiliki value yang akan menjadi bekal untuk kita di hospitality industry mulai dari mentality, mindset dan banyak hal yang akan berubah. Swiss juga terkenal dengan gaji yang cukup tinggi untuk internshipnya senilai Rp40 juta sampai Rp50 juta. Semua lulusan IMI juga diserap dengan baik oleh industri. Pemerintah Swiss juga membuka kesempatan setelah internship mereka boleh mengambil program professional selama 18 bulan dengan full time paid kisaran Rp60 juta sampai Rp70 juta,” tegasnya.
Sementara itu, Hotel Manager Mandarin Oriental Jakarta, Dominik Hengge, menjelaskan bahwa hal yang paling dibutuhkan oleh orang-orang yang ingin bekerja di industri perhotelan adalah skil, khususnya dalam hal komunikasi.
“Saya rasa skil yang paling dibutuhkan di industri perhotelan harus memiliki skil komunikasi yang baik karena akan ada banyak orang berbeda yang harus dihadapi setiap harinya. Maka dari itu program seperti beasiswa ke luar negeri harus kalian ambil, itu akan menambah pengalaman anda dalam menangani berbagai macam orang terlebih dari luar negeri dan juga menambah skil anda,” pungkas Dominik. (H-3)
