
Bank Indonesia (BI) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) tahun 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menjaga kedaulatan Rupiah di wilayah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T) melalui distribusi uang layak edar.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7). Seremoni pelepasan dipimpin oleh Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, M. Anwar Bashori, didampingi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Riau, Ronny Widijarto P., serta sejumlah pejabat daerah dan unsur Forkopimda Kepri.
Tahun ini, ERB akan menjangkau 90 pulau di 18 provinsi. Di Kepulauan Riau, ekspedisi akan berlangsung pada 22–28 Juli 2025 dan menyasar lima pulau, yaitu Tarempa, Subi Besar, Tambelan Besar, Midai, dan Singkep, dengan membawa uang Rupiah senilai Rp13 miliar.
Ronny Widijarto mengatakan bahwa Batam dipilih sebagai titik awal ekspedisi karena nilai strategis dan historisnya. “Kepulauan Riau pernah memiliki mata uang sendiri, yaitu Kepulauan Riau Rupiah (KRRp), pada tahun 1963–1964. Wilayah ini juga berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, sehingga menjadi titik krusial dalam menjaga eksistensi Rupiah,” katanya, Selasa (22/7).
Menurut dia, distribusi uang ke wilayah 3T kerap menghadapi tantangan, terutama dari segi geografis dan keterbatasan infrastruktur. Selain itu, rendahnya literasi masyarakat dalam memperlakukan uang menyebabkan banyaknya uang tidak layak edar.
“Masih banyak masyarakat yang melipat, menyobek, atau menstaples uang. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” ujarnya.
Sejak pertama kali dilaksanakan pada 2012, ERB telah menjangkau 655 pulau di seluruh Indonesia melalui 127 kegiatan kas keliling. Pada 2024 lalu, tercatat 18 kegiatan ERB dengan total nilai penukaran mencapai Rp164,4 miliar.
BI menegaskan komitmennya untuk terus memperluas akses layanan kas dan meningkatkan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara. Sinergi dengan TNI AL dinilai efektif dalam menjangkau wilayah terpencil serta memperkuat integrasi ekonomi dan pertahanan negara. (H-1)