Menghidupkan Peran Ayah Melalui Gerakan Hari Pertama Sekolah

3 days ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

INFO NASIONAL - Hari pertama sekolah merupakan momen yang tidak terlupakan dalam kehidupan anak. Pertemuan dengan teman-teman dan suasana baru memunculkan beragam perasaan, seperti antusias dan bisa saja rasa cemas. Anak membutuhkan dukungan untuk menghadapi hal tersebut.

Mengingat orang tua dan keluarga merupakan pihak terdekat anak, peran mereka menjadi sangat penting. Dukungan yang dibutuhkan meliputi kebutuhan akan rasa aman, baik secara emosi maupun fisik, serta pendampingan untuk pertumbuhan identitas diri mereka ketika lingkungan tempatnya berinteraksi semakin luas. Keterlibatan orang tua secara utuh pada hal-hal tersebut mencerminkan pengasuhan yang efektif.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Meskipun demikian, selama ini terdapat kecenderungan peran salah satu orang tua ketika berkaitan dengan pengasuhan. Sebagai contoh, kebiasaan mengantar anak ke sekolah umumnya didominasi oleh peran ibu. Realitas ini menunjukkan bahwa ayah belum melihat pentingnya keterlibatan mereka dalam pengasuhan secara aktif. Kesibukan kerja, budaya patriarki, dan kurangnya pemahaman tentang pengasuhan menjadi penghambat utama.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam Kumalasari (2023), tercatat 20,9 persen ayah yang terlibat pengasuhan secara langsung terhadap anaknya. Hal ini menunjukkan minimnya keterlibatan ayah dalam urusan pengasuhan dan pendidikan anak. Peran ayah kerap kali hanya dipahami sebatas penyedia kebutuhan ekonomi, seperti “mesin pencari uang”, padahal keberadaan emosional dan keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari bersama anak menjadi pondasi penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pendidikan anak berdampak signifikan terhadap rasa percaya diri, prestasi akademik, dan stabilitas emosional anak. Penelitian Wae dan Chandra (2024) mengungkapkan bahwa terlibat atau tidaknya seorang ayah akan berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik kognitif, emosional, maupun sosial. Saat seorang ayah meluangkan waktu untuk mengantar anak ke sekolah, anak tidak hanya merasa disayangi, tetapi juga memberikan motivasi secara emosional untuk berani dan percaya diri menghadapi lingkungan baru.

Berangkat dari berbagai hal di atas, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN (Kemendukbangga/BKKBN) menggagas sebuah gerakan baru untuk memperkuat keterlibatan aktif kedua orang tua, khususnya ayah, melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

GATI mencerminkan semangat untuk mengembalikan sosok ayah ke dalam ruang-ruang pengasuhan dan pendidikan serta pendampingan yang selama ini kurang mendapat perhatian kepada anak. Gerakan ini tidak hanya digerakkan oleh semangat komunitas atau keluarga, melainkan juga didukung secara kelembagaan oleh Kemendukbangga/BKKBN, pemerintah daerah, dan instansi pendidikan. Sinergisitas lintas sektor menjadikan program ini bukan sekadar simbolis, tetapi terstruktur dan terencana.

Salah satu perwujudan konkret GATI dilakukan melalui adanya Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.

Untuk menguatkan keterlibatan keluarga, juga didukung melalui Surat Edaran dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan Ramah pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Tahun Ajaran 2025/2026.

Kehadiran ayah di hari pertama sekolah akan menjadi dukungan moral yang sangat besar. Anak merasa lebih tenang, nyaman, dan siap menerima lingkungan sekolah yang baru. Bagi keluarga, program ini diharapkan menjadi momen refleksi bersama akan pentingnya kerjasama dalam pengasuhan anak.

Peran ayah bukan hanya membangun rumah secara fisik, tetapi juga membangun masa depan anak secara emosional dan intelektual. Ini adalah bagian dari perubahan budaya pengasuhan yang lebih setara dan kolaboratif bersama istri yang nota bene-nya adalah ibu bagi anak-anak. Dengan demikian, diyakini bahwa ayah yang hadir secara emosional akan menumbuhkan rasa aman dan keterikatan yang kuat dalam diri anak sebagai modal dalam penguatan kharakter anak.

Selain berdampak pada anak, kehadiran ayah di hari pertama sekolah juga memberi pengalaman emosional yang mendalam bagi sang ayah. Momen ini membuka kesadaran baru tentang pentingnya keterlibatan mereka dalam dinamika dan fase penting kehidupan anak.

Aktivitas yang mungkin saja dianggap sederhana untuk mengantar anak, namun dapat membantu membangun bonding (ikatan) batin ayah dengan anak dengan mempererat ikatan emosional dan meningkatkan empati, sehingga adanya interkasi positif di antara mereka. Juga memperluas pemahaman tentang dunia anak yang selama ini mungkin belum terjangkau, dan menyediakan kesempatan bagi ayah untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan pendidikan anaknya. Ayah dapat melihat langsung bagaimana anak menavigasi kecanggungan hari pertama, serta mengenali harapan dan ketakutan kecil yang disimpan anak dalam diam.

Di sisi lain, bagi banyak ibu, kehadiran ayah dalam berbagai momen penting kehidupan anak adalah bentuk kerja sama yang sangat berarti. Istri merasa dihargai dan anak merasa diperhatikan, sehingga keluarga tumbuh secara harmonis.

Selama ini, ibu sering menjadi figur utama yang mendampingi anak dalam hal emosional dan pendidikan. Maka ketika ayah turut hadir, bukan hanya beban pengasuhan menjadi lebih ringan, tetapi anak juga mendapatkan panutan yang lengkap. Ada hal-hal yang hanya bisa diajarkan oleh kehadiran seorang ayah, seperti sifat dan sikap berani, ketegasan yang lembut, dan kasih sayang dari sisi yang berbeda.

Ketika ayah mengantar anak ke sekolah, ibu tahu bahwa hari itu anak tidak hanya belajar membaca dan berhitung, tetapi juga belajar arti kehadiran dan cinta yang utuh dari rumah. Gerakan ini mengingatkan kita bahwa pengasuhan bukan tugas satu pihak, melainkan ruang kolaborasi penuh cinta dari kedua orang tua.

Gerakan ayah mengantarkan anak di hari pertama sekolah menjadi pintu masuk untuk mendorong ayah agar lebih aktif dan responsif terhadap kebutuhan emosional anak. Hal ini juga menjadi ruang edukasi publik agar masyarakat dapat mengapresiasi dan mendorong peran ayah secara seimbang dalam rumah tangga.

Program Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah memberikan makna bahwa kontribusi seorang ayah tidak harus besar dan rumit; cukup dengan kehadiran di setiap momen penting anak sudah menjadi bentuk dukungan yang luar biasa, karena untuk menjadi ayah bukan hanya sekadar “ada”, namun juga tanggung jawab untuk “hadir”. (*)

Edi Setiawan| Direktur Bina Ketahanan Remaja, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN

Read Entire Article