
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita hari ini, Jumat (11/7), menerima perwakilan dari perusahaan multinasional asal Jepang, AGC Inc yang sebelumnya bernama Asahi Glass Company, di Pavilion Indonesia, World Expo 2025 Osaka, Jepang.
Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut, AGC menyampaikan sejumlah isu penting, termasuk kekhawatiran terhadap banjirnya impor produk kimia, terutama polyvinyl chloride (PVC), yang dinilai mengancam kelangsungan industri lokal.
PVC atau vinyl adalah salah satu bahan plastik yang banyak digunakan karena kemampuan kerjanya yang serbaguna, tahan terhadap bahan kimia, tahan air, dan ringan. PVC bisa digunakan untuk tekstil tahan air, tirai, penutup perlindungan, alat tulis, hingga bahan konstruksi.
Menperin mengatakan bahwa pihak AGC telah meminta pemerintah Indonesia segera merespons melalui kebijakan perlindungan investor dan industri dalam negeri.
“Perusahaan Asahi menyampaikan kekhawatiran atas banjir impor barang-barang kimia, khususnya produk PVC, yang memukul industri lokal. Mereka meminta pemerintah Indonesia segera merespons melalui kebijakan perlindungan investor, yang juga berarti perlindungan terhadap tenaga kerja nasional,” ujar Agus.
AGC memiliki dua lini bisnis utama di Indonesia, yakni sektor kaca dan sektor petrokimia. Untuk segmen petrokimia, perusahaan memproduksi soda kaustik dan PVC, yang saat ini menghadapi tekanan dari produk impor dengan harga murah. Jika kondisi ini terus terjadi, pabrik-pabrik dalam negeri akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing.
Menperin menyatakan bahwa pemerintah terbuka untuk meninjau kembali instrumen pengendalian impor, guna memastikan industri dalam negeri tetap kompetitif dan berkelanjutan. Upaya ini juga untuk menjaga iklim investasi serta menciptakan lapangan kerja, terutama di sektor padat karya, seperti industri petrokimia.
Selain membahas isu perdagangan, pertemuan juga menyoroti agenda keberlanjutan lingkungan. Agus meminta AGC untuk mempercepat upaya pengurangan emisi karbon, sejalan dengan peta jalan (roadmap) industri hijau nasional.
“Asahi juga telah kami minta untuk mempercepat pengurangan emisi karbon. Walaupun secara umum Asahi sudah tersertifikasi dan sejalan dengan roadmap industri Indonesia, kita tetap mendorong percepatan,” kata dia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tengah mendorong implementasi teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) yang dinilai lebih ekonomis ketimbang sekadar Carbon Capture and Storage (CCS).
“Mengingat sumber energi mereka masih berasal dari batu bara, kita tengah mengkaji penerapan teknologi CCU, yang dinilai lebih bernilai ekonomis dibanding sekadar CCS," jelasnya.