Pakar Soroti Potensi Perang Dunia Ketiga dan Kesiapan Indonesia

1 month ago 13
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Pakar Soroti Potensi Perang Dunia Ketiga dan Kesiapan Indonesia Diskusi Kelompok Terarah (FGD) bertema Potensi Perang Dunia dan Kesiapan Indonesia ke Depan yang digelar di kantor GREAT Institute, Jumat.(Istimewa)

PAKAR pertahanan dan intelijen Stepi Anriani mengungkapkan sifat dan karakteristik perang telah berubah. Menurutnya, perang masa kini telah bergeser menjadi multi-domain warfare dan tidak lagi frontal, tetapi simultan dan presisi.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Diskusi Kelompok Terarah (FGD) bertema Potensi Perang Dunia dan Kesiapan Indonesia ke Depan yang digelar di kantor GREAT Institute, Jakarta Selatan, Jumat (4/7).

Stepi merujuk ke serangan Amerika Serikat (AS) di wilayah Iran dan perang 12 hari antara Iran dan Israel baru-baru ini.  

“Lihat serangan (pesawat pengebom siluman) B-2 Spirit Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran atau rudal presisi Iran ke Israel. Semua terukur,” ujar Stepi dalam keterangannya.

Ia menegaskan dalam situasi sekarang ini, penting bagi Indonesia memperkuat komponen cadangan (komcad) seperti yang dilakukan Tiongkok. Ia mengusulkan agar komcad dilatih menjadi milisi laut dan ditempatkan untuk menjaga pulau-pulau terluar Indonesia.

“Mereka (Tiongkok) bahkan melatih nelayan jadi bagian dari sistem pertahanan. Kita harus bisa berpikir sepraktis itu,” kata Stepi.

FGD juga menyoroti pentingnya skenario contingency planning, kelemahan logistik pertahanan, serta kebutuhan akan transformasi strategi nasional dari sekadar resiliensi menuju respons tangkas berbasis intelijen dan teknologi. Pun urgensi mengubah doktrin lama dan memperkuat kemampuan early warning.

Perkuat Kerja Sama Multilateral

Panda kesempatannya, mantan Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi, menekankan pentingnya ketegasan diplomasi dalam kerangka multilateral. Ia menyebut Amerika Serikat sudah memindahkan 60% kekuatan militernya ke Asia Pasifik. “Kalau ASEAN tidak dikuatkan, kita hanya akan jadi panggung pertarungan superpower,” kata Helmy.

Helmy memuji langkah Presiden Prabowo Subianto yang membawa Indonesia bergabung ke organisasi kerja sama multilateral BRICS. “Sikap kita kini tegas. Beda dengan era sebelumnya yang masih gamang,” ucapnya.

Pandangan senada disampaikan pemerhati politik luar negeri Rizal Darma Putra, yang mengingatkan bahwa kini pengambilan keputusan luar negeri banyak dikendalikan oleh individu pemimpin negara. “Ini membuat situasi lebih fluktuatif dan berbahaya,” katanya. Oleh sebab itu, sambung Rizal, Indonesia harus menjaga posisi strategisnya dengan prinsip keseimbangan yang cerdas.

Dewan Keamanan Nasional

Sementara itu, aktivis yang juga deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Anton Permana memperingatkan soal peta panas dunia. Menurutnya, setidaknya saat ini ada lima titik panas yang harus diwaspadai Indonesia, yaitu Ukraina, Timur Tengah, Taiwan, Laut China Selatan, dan konflik India–Pakistan. Ia juga mengungkapkan Australia memiliki 23 pangkalan rudal yang mengarah ke Indonesia, sementara pertahanan udara Indonesia masih mengandalkan pesawat generasi keempat.

Anton juga menyarankan segera dibentuk Dewan Keamanan Nasional agar koordinasi antara intelijen, diplomasi pertahanan, dan kebijakan strategis di Indonesia tidak lagi berjalan sendiri-sendiri.

Sejumlah pembicara juga mempertanyakan apakah visi besar Presiden Prabowo benar-benar didukung oleh susunan kabinet yang kuat dan ketimpangan fiskal bisa segera ditambal. Pun sejauh mana Indonesia mampu mengejar ketertinggalan teknologi.

Di akhir diskusi, Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Syahganda Nainggolan, menyimpulkan jika Indonesia tidak bersiap di tengah ketidakpastian global dan rivalitas negara adidaya, bangsa ini hanya akan jadi korban.

Ia menambahkan, pembentukan UU Keamanan Nasional dan Dewan Keamanan Nasional bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mutlak.

“Politik luar negeri Indonesia tak cukup dengan slogan bebas aktif. Harus ada keseimbangan. Harus ada ketegasan,” tandas Syahganda. (B-3)

Read Entire Article