
PEMBANGUNAN manusia merupakan fondasi untuk mewujudkan ASEAN Community Vision 2045. Karena itu, untuk menuju visi Komunitas ASEAN 2045, hal utama yang perlu duwujudkan yakni memajukan hak asasi manusia dan martabat, serta menciptakan lapangan kerja yang inklusif dan berkualitas.
"Tak kalah penting yaitu mendorong pertumbuhan berkelanjutan serta memperkuat konektivitas digital dan regional,” ujar Deputy Secretary-General of the ASEAN Socio-Cultural Community San Lwin dalam konferensi yang digelar ASEAN Human Development Organization (AHDO) bersama Directorate of Human Development ASEAN Secretariat dan ASEAN Foundation, di Jakarta.
Ia menegaskan pentingnya komunitas yang berpusat pada rakyat, saling terhubung, dan berlandaskan identitas bersama ASEAN sehingga tidak ada satu pun kelompok yang tertinggal dalam perjalanan pembangunan.
Konferensi itu jadi ajang pertemuan para pemangku kepentingan, akademisi, dan pemimpin lintas sektor untuk menekankan kembali pentingnya pembangunan manusia sebagai inti masa depan kawasan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengatakan ASEAN identik dengan orkestra agung yang memainkan harmoni pembangunan manusia.
Menurut dia, kekuatan ekonomi ASEAN yang terus meningkat, dengan volume perdagangan mencapai US$3,8 triliun dan investasi senilai US$226 miliar pada 2024, menjadi bukti nyata potensi kolektif kawasan.
“Bersama-sama, ASEAN dapat mengorkestrasi simfoni kemajuan, yakni seetiap notasi mewakili inklusi, ketahanan, dan kesejahteraan bersama bagi lebih dari 700 juta orang di kawasan ini,” kata Pratikno.
Pendiri AHDO Bob Aubrey menyebut konferensi ini sebagai momentum penting bagi ASEAN untuk membentuk strategi pembangunan manusia bagi generasi mendatang.
“Agar ASEAN dapat memimpin masa depan pembangunan manusia, kita harus menyelenggarakan dialog sejati yang mendefinisikan agenda kawasan untuk generasi berikutnya,” ujarnya.
Menurut Aubrey, forum ini menjadi ruang pertemuan politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang menyatukan suara para pemimpin dari pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan kalangan muda.
Senada dengan itu, Chairman AHDO Indonesia Yulius Bulo menegaskan pembangunan manusia mencakup hampir seluruh aspek kehidupan dan menjadi kunci dalam upaya menjadikan dunia tempat yang lebih baik.
"Konferensi ini menjadi wadah untuk memicu diskusi, kolaborasi lintas sektor, dan kerja sama lintas negara. Langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti rekomendasi dari dialog ini melalui proyek dan program bersama yang konkret,” katanya.
Dari sisi pembangunan, Ekonom UNDP Indonesia Tshering Lhamo, mengingatkan ASEAN kini berada di persimpangan jalan.
"Kita memiliki model pertumbuhan yang terbukti, tetapi kesenjangan sosial, risiko perubahan iklim, dan ketimpangan digital mengharuskan kita menata ulang arah pembangunan. Kita harus memastikan manusia tetap menjadi pusat dari setiap keputusan kebijakan,” ujarnya.
Ia menegaskan tiga prioritas utama yang perlu segera dijalankan yakni mengarusutamakan pembangunan manusia berkelanjutan dengan melindungi martabat dan memperluas kesempatan bagi kelompok rentan, mengadopsi strategi pertumbuhan yang inklusif dan berbasis digital, serta memastikan tata kelola yang efektif dan inovatif agar ide-ide tersebut bisa diwujudkan.(H-2)