Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak orang Indonesia, segelas susu cokelat dari jenama ini bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari kenangan manis masa kecil. Hampir setiap generasi pernah merasakan momen antre di sekolah hanya demi mendapatkan secangkir susu cokelat dingin yang menyegarkan. Kenangan itu masih melekat hingga kini, meski para pemilik nostalgia sudah beranjak dewasa.
Seiring bertambahnya usia, kebutuhan tubuh ikut berubah. Jika dulu segelas Milo cukup untuk menambah energi bermain, kini tubuh memerlukan asupan gizi yang lebih kompleks, terutama untuk menjaga kebugaran dan membangun massa otot.
Menjawab kebutuhan itu, Milo menghadirkan inovasi baru: Milo Pro, minuman energi dengan tambahan 14 gram whey protein di setiap sajiannya.
Generasi yang tumbuh bersama jenama ini, kini berada di fase hidup berbeda. Rutinitas kerja, aktivitas olahraga, hingga tren gaya hidup sehat menuntut asupan gizi yang lebih seimbang. Protein pun menjadi salah satu kunci utama untuk menjaga kesehatan sekaligus membentuk tubuh yang lebih bugar.
Nutrisionis, Ayu Anisadiyah, menjelaskan, protein berperan vital dalam memperbaiki sekaligus membentuk jaringan otot.
"Ketika seseorang melakukan latihan berat, otot akan mengalami kerusakan pada jaringan. Nah, protein inilah yang akan masuk untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Hasilnya, otot menjadi lebih kuat dan serat otot lebih kokoh," kata Ayu dalam peluncuran Milo Pro belum lama ini.
Apa yang Terjadi Jika Protein Anda Kekurangan?
Bagi mereka yang aktif berolahraga, protein tidak hanya membantu pemulihan, tapi juga mempercepat pembentukan massa otot. Dengan asupan yang tepat, tubuh akan lebih bertenaga sekaligus terhindar dari risiko cedera akibat latihan intensif.
Sayangnya, pola makan masyarakat Indonesia masih didominasi karbohidrat. Nasi dalam porsi besar lebih sering jadi pilihan, sementara protein hewani maupun nabati porsinya jauh lebih sedikit.
"Kita terbiasa makan nasi dalam porsi besar, sementara protein hewani maupun nabati porsinya jauh lebih sedikit. Variasinya juga kurang, sehingga kebutuhan protein tidak tercukupi," kata Ayu saat berbincang dengan Health Liputan6.com.
Kekurangan protein bisa menimbulkan masalah serius. Tubuh menjadi lebih sulit memperbaiki jaringan, sistem imun menurun, keseimbangan cairan dan pH tubuh terganggu, hingga luka lebih lama sembuh.
"Selain itu, defisit protein juga bisa menyebabkan penurunan massa otot yang membuat tubuh kehilangan kekuatan," ujarnya.
Whey Protein Itu untuk Apa?
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Milo menambahkan whey protein ke dalam produknya. Menurut Ayu, whey adalah bagian dari susu yang dihasilkan dari proses pembuatan keju, lalu diolah menjadi bubuk.
"Sebenarnya kalau kita ngomongin kandungan proteinnya, whey itu sama baiknya dengan protein alami, baik dari hewani maupun nabati. Karena dia mengandung sembilan asam amino esensial lengkap," katanya.
Bedanya, protein alami biasanya juga membawa berbagai mikronutrien, sedangkan whey protein lebih difokuskan sebagai sumber protein murni.
Itulah sebabnya whey protein kerap menjadi pilihan bagi mereka yang membutuhkan asupan protein ekstra, terutama setelah olahraga intens.
Kebutuhan protein setiap orang berbeda. Untuk aktivitas normal, jumlah yang disarankan sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan per hari.
Sedangkan bagi mereka yang rutin melakukan aktivitas fisik berat, kebutuhannya meningkat hingga 1,2–2 gram per kilogram berat badan per hari.
"Selama konsumsi whey masih berada dalam rentang kebutuhan tersebut, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Justru itu membantu memperbaiki otot, membentuk massa otot, serta menjaga kesehatan tubuh," kata Ayu.
Kenangan Lama, Kebutuhan Baru
Sebagian orang mungkin khawatir inovasi ini bisa mengubah DNA Milo sebagai minuman penuh kenangan. Namun, Nestlé menegaskan hal itu tidak akan terjadi.
"Milo bukan hanya merek yang dicintai, tapi juga sudah menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Dengan Milo Pro, kami memberikan pilihan baru yang sesuai dengan kebutuhan mereka, khususnya untuk pemulihan setelah berolahraga. Jadi, DNA Milo tetap ada, hanya kini dengan tambahan manfaat," kata Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Georgios Badaro, kepada Health Liputan6.com.
Keistimewaannya, Milo Pro menjadi produk Milo pertama di dunia yang mengandung whey protein, dan Indonesia adalah negara pertama yang meluncurkannya. Produk ini diproduksi langsung di pabrik Nestlé di Indonesia dengan dukungan tim riset global, termasuk dari Singapura.
"Kami sangat bangga Milo Pro lahir di Indonesia. Produk ini adalah hasil kerja keras tim besar R&D yang memastikan rasa enak Milo tetap terjaga sekaligus memberikan manfaat protein yang dibutuhkan konsumen," ujar Business Executive Officer Beverages & Culinary Dairy Business Unit PT Nestlé Indonesia, Alaa Shaaban.
Bagi generasi yang dulu berlarian di lapangan dengan segelas Milo di tangan, masa kini menawarkan tantangan berbeda. Mereka tidak lagi hanya membutuhkan energi untuk bermain, tapi juga kekuatan untuk bekerja, berolahraga, dan menjaga tubuh tetap sehat.