ELEMEN masyarakat di Jawa Timur mendirikan Posko Rakyat Menggugat di Taman Apsari, Surabaya. Inisiator gerakan Rakyat Jawa Timur Menggugat, Muhammad Sholeh menjelaskan bahwa posko itu didirikan sejak 18 Agustus 2025. Posko itu bertujuan untuk menyiapkan demo dengan tiga tuntutan untuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Rabu, 3 September 2025.
Sholeh mengatakan bahwa, posko itu sempat berpindah-pindah tempat. Mereka akhirnya menetap di Taman Apsari atau depan Gedung Negara Grahadi pada 20 Agustus 2025. Namun pada Senin, 25 Agustus 2025 posko itu dirusak sejumlah orang tak dikenal.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Selama itu kami aman-aman saja, banyak yang mengirimkan donasi air mineral, roti, dan uang,” kata Sholeh kepada awak media, Senin 25 Agustus 2025.
Sholeh melanjutkan, posko itu awalnya memiliki tenda 4x6 meter. Di depannya berjajar dus-dus air mineral dan kotak donasi.
Setiap harinya, Sholeh selalu menayangkan situasi posko itu di Instagram miliknya @sholeh_lawyer. Menurut dia, sudah lebih dari 100 dus air mineral, beberapa dus roti/makanan ringan, dan uang sekitar Rp 5 juta yang terkumpul.
Namun, posko yang baru berdiri kurang dari seminggu itu dirusak orang tak dikenal pada subuh tadi. Sholeh mengatakan, sekelompok orang itu ada yang mengendarai motor dan mobil. Mereka menggunakan busana gelap dengan wajah yang ditutupi kain. “Berdasarkan keterangan dua penjaga posko, mereka berjumlah puluhan orang. Wajahnya ditutupi kayak ninja. Mereka tiba-tiba merusak posko,” ujar Sholeh.
Sholeh mengatakan bahwa sekelompok orang tak dikenal itu merusak tenda, membawa sebagian dus air mineral dan makanan ringan. Mereka juga memecahkan dan membawa semua uang di kotak donasi. k“Dua orang penjaga juga diancam dan diintimidasi, sehingga enggak bisa mengambil video saat kejadian berlangsung,” ucap eks aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu.
Sholeh pun menyayangkan kejadian itu. Dia menduga, pelakunya adalah kelompok yang kontra terhadap rencana aksi Rakyat Jawa Timur Menggugat.
“Mungkin gubernur ini takut dengan rencana aksi kami. Sehingga nyuruh orang untuk mencoba menekan kami,” ujar Sholeh.
Rencananya, Sholeh akan melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Surabaya untuk segera diusut. Adapun soal rencana aksi pada 3 September 2025, Sholeh mengatakan tetap akan berjalan.
Dia mengatakan bahwa ada tiga isu yang dibawa pada demo tersebut. Antara lain, pegampunan pajak, korupsi dana hibah Provinsi Jawa Timur yang tak kunjung tuntas, serta pungutan liar di sekolah-sekolah. “Kami akan tunjukkan bahwa ketiga isu ini bukan hanya masalah di Surabaya, tapi juga di seluruh Jawa Timur,” tandasnya.
Sholeh mengatakan bahwa demonstrasi ini adalah upaya terakhir. Sebab, dia menilai bahwa Khofifah kerap tutup mata dengan problematika yang terjadi di provinsi ini.