Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto meresmikan Gedung Layanan Terpadu dan Institut Neuroscience Nasional Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. Mahar Mardjono di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Selasa (26/8/2025) sore WIB.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto meresmikan Gedung Layanan Terpadu dan Institut Neuroscience Nasional Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. Mahar Mardjono di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Selasa (26/8/2025) sore WIB. Prabowo mengatakan, RS tersebut bukan hanya layananan, tetapi juga pusat pendidikan dan penelitian untuk dokter spesialis di bidang saraf dan otak.
Prabowo mengaku, mengenal secara pribadi sosok dokter dan intelektual yang namanya diabadikan sebagai RS tersebut. Menurut dia, Mahar Mardjono (1923-2002) merupakan dokter Presiden Soeharto sekaligus mantan rektor Universitas Indonesia (UI).
"Saya punya suatu kebanggaan khusus, karena kebetulan saya sempat kenal dengan Prof Dr Mahar Marjono. Saya sempat jadi pasien sebentar, namanya tentara pernah kecelakaan beberapa kali, jadi sempat otak saya pun diperiksa oleh Beliau, diketok-ketok di sini-di sana," kata Prabowo dalam pidato peresmian.
Dia pun berpesan kepada generasi penerus, Mahar Mardjono ketika muda adalah pejuang 45. Ikut angkat senjata melawan Belanda. Karena dulu Fakultas Kedokteran di Indonesia selalu merupakan anak paling pintar. Pun dengan Mahar Marjono menjadi dokter medis.
Prabowo pun membagikan kenangan ketika Mahar Mardjono menjadi rektor UI, yang bersangkutan selalu terdepan membela mahasiswa yang melakukan demonstrasi ke pemerintah. Ketika tentara ingin menangkap mahasiswa UI dengan masuk kampus, sambung dia, Mahar Mardjono berdiri terdepan dalam membela.
Melihat Mahar Mardjono melindungi mahasiswa, tentara pun batal masuk kampus UI. "Saking hormatnya tentara kepada beliau. Hebatnya waktu itu, Prof Mahar Mardjono dikenal sering kritik pemerintah, tapi at the same time beliau juga dokter pribadinya Pak Harto. Nah itulah seni zaman itu, bagaimana bisa berperan," kata Prabowo.