Rachmat Pambudy: Reindustrialisasi Jadi Game Changer Pertumbuhan Ekonomi

1 month ago 11
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Reindustrialisasi Jadi Game Changer Pertumbuhan Ekonomi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy (kiri).(Dok. Insi)

MENTERI Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mendorong reindustrialisasi sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Dia menyebut reindustrialisasi sebagai pengubah permainan (game changer) dalam upaya keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tak cukup hanya berada di kisaran 6-8%, melainkan harus didorong hingga mencapai dua digit.Pernyataan tersebut disampaikan dalam Seminar Nasional Outlook Industrialisasi Indonesia yang digelar pada Sabtu, 5 Juli 2025, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang.

"Reindustrialisasi menjadi game changer untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujar Rachmat.

Namun demikian, dia menyebut upaya ini bukanlah perkara mudah. Indonesia perlu menggenjo industri manufaktur karena kontribusinya yang masih rendah dengan di bawah 19% terhadap produk domestik bruto (PDB).

“Kita ingin mengembalikan kontribusi sektor industri ke atas 20% seperti sebelum krisis moneter,bahkan kalau bisa lebih tinggi lagi,” tegas Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan itu.

Lebih lanjut, dia menyoroti pergeseran lapangan pekerjaan di Indonesia, dari sektor-sektor berpendapatan tinggi ke sektor berpendapatan rendah. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh dominasi tenaga kerja yang belum terampil (unskilled labor).  

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Bappenas telah menetapkan strategi reindustrialisasi melalui kerangka Industri Hebat. Rachmat menegaskan percepatan pembangunan industri menjadi kunci utama, dengan landasan pada keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia.

"Jika potensi ini dikembangkan dan didukung penuh oleh keterlibatan para insinyur dalam negeri, Indonesia diyakini mampu melompat ke tahap keunggulan kompetitif yang sulit ditandingi oleh negara lain," pungkasnya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie menegaskan komitmen pihaknya mendorong reindustrialisasi di Tanah Air. Menurutnya, Indonesia jangan sampai mengalami fenomena deindustrialisasi dini, yakni penurunan kontribusi sektor manufaktur sebelum negara ini benar-benar mencapai tahap industrialisasi yang matang.

"Saya tekankan reindustrialisasi itu penting. Indonesia belum mengalami hal itu," tuturnya.

Menurutnya, Indonesia sudah terlalu lama bergantung pada ekspor komoditas mentah. Meski Indonesia adalah produsen utama CPO, 60% dari ekspor tersebut dikatakan masih dalam bentuk mentah. Produk turunan bernilai tinggi seperti oleokimia dan biofuel belum tergarap optimal. Batu bara juga demikian, dari 600 juta ton produksi, hanya 30% dimanfaatkan dalam negeri. Potensi hilirisasi seperti gasifikasi pun belum tergarap maksimal.

Menurutnya, kini saatnya Indonesia membangun kemandirian teknologi dan memperkuat sektor manufaktur agar tidak terus-menerus menjadi negara di hilir rantai pasok global.

Lebih dari sekadar pertumbuhan ekonomi, industrialisasi juga erat kaitannya dengan penciptaan lapangan kerja formal dan berkualitas. Ilham menegaskan rakyat Indonesia memiliki potensi dan keinginan untuk bekerja serta berkembang. Yang dibutuhkan adalah akses kerja dan ekosistem industri yang tangguh.

"Dari mana kita mau mendapatkan lapangan pekerjaan yang formal dan berkualitas kalau tidak ada industri yang berkuat," pungkas Kepala Badan Riset dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) itu.(H-3)

Read Entire Article