
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyebut telah memusnahkan 12,5 hektare kebun sawit di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, yang merenggut habitat gajah.
“Hasil dari kegiatan penertiban kawasan di Taman Tesso Nilo ini, yaitu tim telah melakukan pemusnahan kebun sawit seluas 12,5 hektare, pembongkaran pondok, pemasangan plang-papan peringatan di 28 lokasi,” ujar Raja Juli saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (2/7).
Langkah tersebut diambil dalam rangka penertiban kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang sebelumnya viral karena ditumbuhi sawit dan ditinggali oleh warga sekitar. Gajah-gajah di sana pun tergusur.
Raja Juli menjelaskan, mereka juga telah memeriksa beberapa pihak dalam penerobosan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo itu.

“Pendekatan hukum secara terarah melalui pemanggilan, pemeriksaan terhadap kepala desa, dusun, RT-RW, pemilik kebun sawit, pekerja, kelompok adat, pengumpul sawit, dan pemilik pabrik kelapa sawit,” ucapnya.
Dalam penertiban ini, mereka juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar Taman Nasional Tesso Nilo dan membuat parit gajah sebagai batas.
“Untuk menghindari potensi konflik dengan massa yang berupaya dengan berupa penggalangan masyarakat, sosialisasi, edukasi, patroli penjagaan, dan pendekatan-pendekatan yang bersifat persuasif,” jelasnya.

“Dan ketiga, pemasangan plang pembangunan pos penjagaan Satgas PKH dan pembangunan parit gajah pada kiri-kanan pos penjagaan,” sambungnya.
Sebelumnya, Taman Nasional Tesso Nilo ramai diperbincangkan karena warga Dusun Toro Jaya, Lubuk Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau tinggal di sekitar kawasan tersebut. Mereka sudah diminta relokasi, tapi warga menolaknya.
Penertiban itu dilakukan oleh Satgas PKH di lahan seluas 81.793 hektare itu pada 10 Juni 2025.
Warga di desa itu telah diminta untuk relokasi dan diberi waktu 3 bulan sebelum pindah.