Proses belajar-mengajar Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 di Sonosewu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah berjalan sebulan.
Ada perubahan positif dari para siswa itu, termasuk berat badan dan kesehatan mereka.
"Mereka sudah bisa adaptasi. (Pola) Makan sudah mereka ikuti. Tambah gemuk. Berat badan rata-rata tambah 4 kilogram," kata Kepala SRMA 19 Sonosewu Agus Ristanto melalui sambungan telepon, Selasa (19/8).
Berat badan 200 siswa mulai ideal. Selain asupan gizi. Setiap pagi mereka juga berolahraga seperti senam.
Selain fisik yang membaik, tampak ada perubahan karakter yang positif dari para siswa. Terutama, dari cara mereka bersikap.
"Karakter berubah ke arah baik. Pengamatan secara umum dibuktikan dengan adanya salam, sapa, tegur sapa sudah baik. Siapa pun disapa dengan baik," bebernya.
Perubahan positif juga terjadi dalam hal keagamaan. Agus mencontohkan makin banyaknya siswa Muslim yang salat berjemaah di musala.
"Sekarang lambat laun jemaah bisa overload di musala," bebernya.
Dua Siswa Mengundurkan Diri, Ingin Sekolah di Tempat Lain
Di sisi lain, ada dua siswa yang mengundurkan diri. Alasannya mereka ingin bebas dan bersekolah di sekolah umum swasta.
Sebelumnya pihak SR sudah bermediasi dengan keluarga dan kedua siswa itu.
"(Mereka) tetap bersikukuh untuk mundur. Raga di sini (SR) pikirannya di luar," katanya.
Jatah mereka kemudian diisi oleh siswa lain. Sehingga jumlah siswa tetap di angka 200.
"Ada yang mundur kemudian terisi lagi," katanya.
Mereka yang mengisi sebetulnya sudah mendaftar SR sejak awal. Tapi, saat itu tidak diterima karena kuota yang sudah penuh.