
Wakil Ketua Umum PBSI, Taufik Hidayat, memberikan ultimatum kepada para pelatih pelatnas PBSI. Ia ingin para pelatih bisa mengantarkan atlet meraih gelar juara.
Taufik ingin pelatih-pelatih di pelatnas tak hanya mengejar peringkat, namun berfokus untuk meraih gelar juara. Ia juga memberi sinyal untuk mencopot pelatih yang dinilai gagal mendulang prestasi.
“Evaluasi kemarin lebih ke pelatih, ke atletnya belum. Saya sudah ultimatum juga. Sudah enam bulan lebih, jangan hanya kejar ranking, masyarakat inginnya juara. Juara itu cuma satu, tidak ada juara dua,” kata Taufik Hidayat pada Selasa (1/7), dikutip dari Antara.
“Kami lihat dari Januari sampai sekarang, kalau tidak memenuhi target, kami buka lagi rekam jejaknya. Kalau tidak ada prestasi, buat apa dipertahankan,” ucapnya.

“Pelatih juga jangan enak-enakan. Semua ada ukurannya, targetnya masing-masing, dan tidak bisa disamakan. Kita lihat siapa yang dilatih, apa janjinya, dan sudah sampai mana,” jelas Taufik.
Taufik Hidayat juga menjelaskan pentingnya seorang pelatih untuk membangun hubungan yang baik dengan para atlet.
“Pelatih harus bisa menyesuaikan. Tidak bisa satu pemain satu pelatih. Harus bisa jadi kakak, orang tua, bahkan psikolog. Kalau semua merasa tidak cocok, ya susah,” ujar Taufik.
“Sudah saya minta ke Binpres untuk sampaikan ke pelatih masing-masing. Jangan sampai pelatih merasa nyaman terus, sementara hasilnya minim. Kita ingin yang terbaik,” dirinya menambahkan.
Indonesia baru meraih gelar juara sepanjang 2025. Dua keberhasilan itu datang dari anny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti di turnamen Super 300 Thailand Masters, dan Afar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu di Super 300 Taiwan Open.