
Tanggul di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kembali jebol pada Minggu (6/7) sore usai hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Ini menjadi kali kelima tanggul di kawasan itu jebol dan kini hanya diperbaiki sementara dengan karung berisi tanah dan pasir.
Ketua RT 3 RW 06, Burhan Ahmad, mengatakan tanggul jebol pada Minggu sore. Sebelumnya, kata dia, memang sudah ada tanda-tanda keretakan di bagian pojok tanggul.
“Tanggul itu kejadiannya kemarin habis Ashar, memang sudah ada tanda-tanda yang retak di pojok karena kan memang debit air tinggi ya, airnya meluap lah,” kata Burhan saat diwawancarai di lokasi, Senin (7/7).
Burhan menyebut jebolnya tanggul di wilayahnya bukan kali pertama terjadi. “Pengalaman yang sudah-sudah itu kan sering terjadi di jebol sini nih. Waktu zaman Pak Anies, Anies sudah berapa kali di sini? Lima kali, kali,” tuturnya.
Burhan menjelaskan saat kejadian, banjir sudah mencapai sekitar satu meter. Tanggul tersebut jebol akibat volume air yang tinggi kiriman dari Depok.

“Ini (aliran) Kali Pulo, ini asalnya dari Depok ya, di sini kan ada dua alirannya Satu ke Pasar pasar minggu, satu ke sini. Jadi di Pasar minggu ditutup, aliran ke sini sehingga alirannya banyak yang kemari,” lanjutnya.
Penanganan Sementara

Menurut Burhan, penanganan sementara dilakukan dengan menumpuk karung-karung berisi pasir dan tanah. Namun, ia berharap ada perbaikan permanen agar tanggul tak lagi jebol.
“Kalau dari pemerintah SDA baru ditanggul pakai karung-karung untuk penanggulangan sementara. Kita enggak tahu kapan mulai dilanjutkan dengan pemasangan permanen,” ujarnya.
Ia menjelaskan jika terjadi hujan besar, kemungkinan warga akan kembali mengungsi.
“Kalau banjir lagi si ya ngungsi di Ar Ridwan lagi ngungsi. Karena memang kan rumah itu kan memang belum bisa ditempatin, belum dibersihkan gitu. Sisa lumpur dari kemarin di rumah-rumah belum bersih,” jelasnya.

Sementara itu, Soeparno (52), warga Jatipadang, menceritakan detik-detik tanggul jebol.
“Ya di awalnya sih masih hujan, masjidnya bocor tidak terlalu besar. Masih hujan biasa, banjir memang. Sewaktu saya di sini itu memang sudah banjir, cuma tidak sebesar kemarin. Setelah itu jebol kan, ya sudah, ini kan ada tembok, ini rubuh, ya sudah. Kayak tsunami saja itu jebol,” kata Soeparno.
“Mulai hujan setengah tiga, jam tiga mulai hujan, saya turun banjir biasa, kecil. Cuma setelah itu kan agak membesar-besar ini langsung itu, jebol,” sambungnya.
Saat ini, warga masih bergotong royong membersihkan lumpur dan sisa banjir. Mereka juga waspada jika hujan deras kembali turun karena khawatir tanggul sementara itu kembali jebol.