
Direksi dan manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melakukan ziarah dan tabur bunga di makam RM Margono Djojohadikusumo di Kabupaten Banyumas. RM Margono yang merupakan kakek Presiden Prabowo Subianto adalah pendiri BNI.
Ziarah dan tabur bunga dipimpin Dirut BNI Putrama Wahju Setyawan, Sabtu (19/7/2025) sore di pemakaman yang berlokasi di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, Kabupayen Banyumas. Hadir juga dalam acara ini Wakil Dirut BNI Alexandra Askandar, jajaran direksi BNI dan segenap karyawan BNI, serta komisaris BNI Vera Febyanthy. Hadir mewakili keluarga RM Margono adalah salah seorang putrinya, Soekartini Djojohadikusumo (106 tahun) beserta anak-anaknya dan juga para cucu RM Margono.
Acara ziarah diawali dengan sambutan Putrama dan Mora Dharma Silitonga, yang merupakan salah seorang cucu Margono Djojohadikusumo. Setelah itu dilakukan penyerahan buku RM Margono - yang dalam waktu akan diluncurkan - dari pihak keluarga kepada Putrama. Acara ditutup dengan doa dan ziarah dan tabur bunga.
Menurut Putrama, kegiatan ziarah dan tabur bunga di makam RM Margono tidak dilakukan saat ini saja. Tapi sudah menjadi kegiatan rutin tiap tahun dalam rangka hari ulang tahun BNI. “Namun, memang saat covid-19 kegiatan ini sempat terhenti dan baru dilakukan lagi saat ini, untuk memperingati HUT ke-79 BNI,” kata Putrama.

Dalam sambutannya, Putrama mengingatkan bahwa kehadirannya dan jajaran manajemen BNI bukan hanya untuk mengenang RM Margono. “Kita hadir bukan hanya untuk mengenang, namun kita hadir untuk menghaturkan rasa syukur, juga rasa hormat kepada Bapak RM Margono Djojohadikoesomo,” ucapnya.
Menurut Putrama, dalam mendirikan bank sentral pertama di Indonesia yang kemudian menjadi BNI, RM Margono telah menanamkan nilai-nilai pengabdian yang harus diteladani oleh insan BNI hingga saat ini. “RM Margono telah mengajarkan kepada kita semua mengenai ketulusan dan keikhlasan,” kata dia.
Putrama menegaskan bahwa pengabdian kadang tidak terlihat, dan mungkin tidak diperlihatkan. “Pengabdian sejati adalah sebuah tekad yang mengejewantah dalam setiap langkah insan BNI,” ungkapnya.
“Di pusara Bapak RM Margono ini, kami semua mengikrarkan bahwa kami siap meneruskan, siap menjaga dan mengembangkan apa yang diwariskan, serta mengucapkan terima kasih atas apa yang Beliau wariskan yang menjadi dasar untuk kedaulatan ekonomi negara ini. Api Pak Margono akan kami bawa terus, tidak pernah padam dan akan menerangi Indonesia,” tambah Putrama.

Menurut Putrama, Margono Djojohadikusumo merupakan tokoh penting dalam sejarah ekonomi nasional. “Kedaulatan ekonomi yang kita miliki sekarang tidak lepas dari jasa beliau. Karena beliau yang pertama kali mendirikan Bank Sentral untuk Republik Indonesia yang bernama BNI,” katanya.
Mora Dharma Silitonga yang mewakili keluarga RM Margono mengapresiasi acara ziarah dan tabur bunga yang diselenggarakan oleh BNI yang sempat terhenti beberapa tahun. “Kami percaya BNI tetap memberikan penghormatan kepada pendiri dan pelopor berdirinya BNI di awal,” kata putra pasangan Soekartini Djojohadikusumo dan Maruli Silitonga itu.
Atas perannya dalam mendirikan perbankan dan jasa-jasanya yang lain, Margono saat ini sedang diusulkan menjadi pahlawan nasional. Selain mendirikan perbankan atas mandat Presiden Soekarno, Margono juga berperan penting dalam pendirian koperasi. Dialah yang menerjemahkan keinginan Wakil Presiden Bung Hatta mengenai koperasi yang menjadi sokoguru ekonomi Indonesia itu. Margono juga pernah menjadi ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.

Disinggung mengenai usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Margono, Mora mengatakan keluarga mendukung penuh usulan tersebut.
Mora menilai jasa dan nilai-nilai perjuangan sang kakek sudah sepatutnya mendapat pengakuan sebagai pahlawan nasional. “Beliau memiliki hati nurani dan cita-cita besar untuk kemerdekaan Indonesia yang adil dan berkemajuan. Kami dari keluarga memang tidak pernah menuntut, namun kami menilai perjuangan beliau layak dikenang sebagai teladan,” kata Mora.
Lokasi makam RM Margono Djojohadikoesoemo berada di pemakaman keluarga di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, sekitar 30 menit perjalanan mobil dari Purwokerto. Makam RM Margono berdampingan dengan istrinya, Raden Ayu Margono.
Di pemakaman ini, dimakamkan juga para kerabat dan keturunan RM Margono yang memang berdarah biru. Antara lain makam Tumenggung Yudanegara II (Bupati Banyumas), Tumenggung Dipayuda (Bupati Purbalingga I), Nyai Ajeng Kemasan (Ibu Patih Sultan Yogya), dan R Ay Tumenggung Kertanegara II).
Di pemakaman ini dipasang sebuah dokumen yang berisikan silsilah RM Margono dan Prabowo Subianto. Dari dokumen silsilah itu, RM Margono merupakan keturunan dari Sultan Hamengkubuwana II, Sultan Yogyakarta yang bertahta pada 1792-1812.