MENTERI Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengaku belum mendapat laporan dari Kementerian Dalam Negeri ihwal kematian seorang calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN, Maulana Izzat Nurhadi. Maulana meninggal saat menjalani pendidikan dasar mental dan disiplin calon praja pratama (diksarmendispra) pada Rabu malam, 8 Oktober 2025.
Prasetyo menuturkan ia akan meminta konfirmasi dari Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian perihal kejadian tersebut. “Saya belum menerima laporan dari Pak Mendagri. Nanti kami coba akan konfirmasikan,” kata Prasetyo saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Prasetyo tak berkomentar lebih jauh mengenai penyebab kematian Maulana karena belum tahu kronologi peristiwanya. Politikus Partai Gerindra itu hanya mengimbau bahwa institusi pendidikan perlu memperbaiki sistem pembelajaran yang tidak berdampak positif bagi pelajar atau mahasiswa.
“Seharusnya di lembaga-lembaga pendidikan kita harus memperbaiki proses dan kebiasaan-kebiasaan, atau mungkin tradisi-tradisi mendidik yang kurang tepat,” kata dia. “Tidak hanya di IPDN,” ujar Pras.
Maulana Izzat Nurhadi meninggal pada Rabu malam, 8 Oktober 2025. Berdasarkan pemeriksaan medis, Maulana wafat karena mengalami henti detak jantung setelah sempat tidak sadarkan diri ketika mengikuti kegiatan pendidikan dasar pada Rabu malam.
Wakil Rektor Bidang Hukum, Kerja Sama, dan Kepegawaian IPDN Arief M. Edie menjelaskan kronologi sebelum Maulana dinyatakan meninggal. Menurut dia, pada pukul 22.00 WIB, semua calon praja IPDN melakukan apel malam dan bersiap untuk istirahat. Namun, setelah selesai apel, Maulana mengeluh lemas dan tim medis langsung melakukan pengecekan.
Kondisi Maulana tidak membaik setelah diberi pertolongan pertama oleh tim medis hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Universitas Padjadjaran yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Kampus IPDN. Maulana pun mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit itu. "Penyebabnya hanya lemas. Dari dokter mengatakan henti detak jantung," tutur Arief dalam konferensi pers di Kampus IPDN Jatinangor, Jumat, 10 Oktober 2025.
Meski begitu, Arief mengatakan Maulana tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Pasalnya, kata dia, sebelum lulus dan mengikuti diksar calon praja, Maulana dinyatakan sehat. Arief pun menegaskan tidak ada unsur kekerasan dalam proses kegiatan calon praja IPDN. Selain itu, dia melanjutkan, diksar calon praja IPDN tidak dilakukan oleh praja senior atau pihak internal IPDN, melainkan diserahkan kepada Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Kini, jenazah Maulana dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat dokter Hasan Sadikin untuk dilakukan pemulasaraan di Bandung Utara. Keluarga Maulana di Maluku Utara memutuskan untuk tidak mengautopsi dan menerima penyebab kematian yang disampaikan oleh dokter serta pihak institut.
Mendagri Tito Karnavian mengatakan dia sudah mendapat laporan langsung dari Rektor IPDN. Tito pun mengirim utusan untuk mengecek dan memastikan langsung kronologi serta penyebab pelajar tersebut meninggal. "Saya minta tim Inspektur Jenderal Kemendagri ikut mengecek. Nanti akan dilaporkan ke saya," katanya melalui pesan pendek pada Jumat, 10 Oktober 2025.