Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meminta aparat keamanan agar menindak tegas oknum yang menyebarkan ancaman teror bom di sekolah internasional North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dia menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak tinggal diam terhadap tindakan teror yang meresahkan warga dan melawan tindakan itu.
“Kalau ada teror dalam bentuk apapun di Jakarta Utara, tentunya kami, pemerintah DKI Jakarta, meminta kepada siapapun yang melakukan itu untuk ditindak dan kita dengan tegas mengatakan kita melawan itu,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.
Dia menyebutkan upaya menciptakan Jakarta yang aman dan nyaman menjadi prioritas utama bagi Pemprov DKI.
Lebih lanjut, dia juga menekankan pentingnya menjaga nilai kebersamaan dan kebhinekaan di tengah masyarakat ibu kota.
Dia pun mengaku baru mendapatkan laporan terkait teror bom tersebut. Namun, ia tetap memastikan pihaknya berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mendukung proses penyelidikan lebih lanjut.
“Saya selalu berkeinginan bagi masyarakat Jakarta hidup aman-nyaman, kebersamaan, kebhinekaan itu merupakan hal yang paling esensi, paling utama, sehingga kami pasti akan menangani itu. Tapi, saya mohon maaf, saya baru dengar ini,” ujar Pramono.
Baca juga: Ancaman bom, Polisi minta para pihak tak panik
Sebelumnya, North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Kelapa Gading mendapat ancaman teror bom dari nomor asing yang menggunakan kode negara +234, yang diketahui berasal dari Nigeria.
Pesan ancaman itu dikirim melalui pesan singkat (SMS) pada Selasa (7/10) sekitar pukul 05.09 WIB ke nomor pihak marketing sekolah.
Dalam pesan tersebut, pelaku mengklaim telah menanam bom di lingkungan sekolah dan meminta tebusan sebesar 30.000 dolar AS dalam bentuk mata uang kripto Bitcoin.
“Pesan untuk semua, kami punya bom di sekolahmu. Bomnya akan meledak dalam 45 menit. Jika kamu tidak setuju, bayar 30.000 dolar Amerika ke alamat Bitcoin kami,” demikian isi ancaman yang diterima NJIS.
Ancaman tersebut langsung dilaporkan ke pihak kepolisian. Polsek Kelapa Gading bersama tim Penjinak Bom Detasemen Gegana Polda Metro Jaya segera melakukan penyisiran di seluruh area sekolah pada Rabu (8/10) pagi.
Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko menyebutkan sebanyak 21 personel Gegana dikerahkan untuk memeriksa setiap sudut sekolah, mulai dari ruang kelas, laboratorium, hingga area bermain anak.
“Penyisiran dilakukan untuk memastikan keamanan lingkungan sekolah. Tidak ditemukan benda mencurigakan atau bahan peledak,” ungkap Seto.
Saat ini, pihak kepolisian masih menelusuri jejak digital pengirim pesan ancaman tersebut.
Baca juga: Polda Metro Jaya masih melakukan pendalaman terkait ancaman bom
Baca juga: Polisi bentuk tim untuk ungkap teror bom di sekolah internasional
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.