
SETELAH insiden ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, di Sidoarjo, Jawa Timur, para santri dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Para santri akan kembali dua atau tiga minggu ke depan, untuk memulai proses belajar mengajar lagi. Proses belajar mengajar tidak bisa dilakukan di gedung utama. Sebab, gedung tersebut masih dibutuhkan untuk keperluan penyidikan.
Ketua Alumni/perwakilan pengurus Ponpes Al Khoziny KH Zainal Abidin mengatakan proses belajar mengajar santri rencananya akan dipindahkan ke kampus dua, atau Institut Agama Islam Al Khoziny. Alternatif kedua, kata dia, yakni Ponpes Al Falah Siwalan Panji, Buduran.
"Karena ponpes itu masih merupakan bagian dari Ponpes Al Khoziny," kata KH Zainal Abidin, Kamis sore (9/10).
Menurut Abidin, persiapan sudah mulai dilakukan agar kegiatan belajar santri tetap berjalan normal meskipun berpindah tempat. Ia juga menyadari bahwa belum semua santri siap kembali karena bisa jadi masih mengalami trauma.
"Kita belum tahu secara total ya, mungkin ada di antara mereka yang masih trauma. Jadi kita sesuaikan dengan kondisi santri yang datang nanti," kata Zainal.
Meskipun tidak ada kegiatan belajar mengajar diliburkan, sejumlah santri dan alumni terlihat berjaga di depan Ponpes Al Khoziny. Di depan Ponpes ada tenda besar bekas milik Kementerian Sosial yang dimanfaatkan santri dan alumni. (H-4)