Denpasar (ANTARA) -
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali memperkuat kerja sama lintas pemerintah kabupaten/kota di Pulau Dewata untuk menekan risiko inflasi.
"Kami terus memperkuat sinergi dan inovasi bersama pemerintah kabupaten/kota," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Bali, Selasa.
Menurut dia, TPID, baik di level provinsi dan kabupaten/kota di Bali memperluas pelaksanaan pengendalian inflasi pangan melalui peningkatan produktivitas pertanian, luas tambah tanam, serta pemanfaatan lahan tidur.
Selain itu, efisiensi rantai pasok pangan melibatkan badan usaha milik desa, perusahaan umum daerah (perumda) pangan, dan koperasi.
Sinergi mulai dari petani, penggilingan, perumda pangan, hingga sektor usaha hotel, restoran, dan kafe juga dilakukan agar menggunakan produk pangan lokal.
Cara konvensional lain juga tetap dilakukan di antaranya untuk keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, distribusi lancar dan dan komunikasi kepada publik.
Adapun Bank Indonesia (BI) Bali duduk selaku wakil ketua di TPID Bali dengan ketua I dan II oleh gubernur dan wakil gubernur Bali, serta ketua harian adalah sekretaris daerah Bali.
Ia menjelaskan beberapa risiko yang perlu diperhatikan antara lain masih tingginya permintaan barang dan jasa saat musim kunjungan wisatawan mancanegara, kemudian kenaikan harga acuan minyak sawit mentah yang berpotensi mendorong inflasi barang impor.
Kemudian, imbuh dia, berlanjutnya perbaikan jalur utama Jawa-Bali dan ketidakpastian cuaca pada musim kemarau basah juga masih berlanjut yang berpotensi mengganggu panen hortikultura dan distribusi pasokan masuk melalui angkutan laut.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada 1 September 2025 menyebutkan Bali pada Agustus 2025 mengalami deflasi sebesar minus 0,39 persen, setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,32 persen.
Sementara, deflasi atau penurunan harga yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, biaya sekolah menengah atas, beras, hingga bahan bakar rumah tangga.
Secara tahunan, inflasi di Bali mengalami penurunan menjadi 2,65 persen dari sebelumnya sebesar 3,16 persen.
Inflasi di Bali secara tahunan itu lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional mencapai 2,31 persen.
Baca juga: BPS Bali sebut jalan rusak dorong inflasi Juli tembus 3 persen
Baca juga: BI Bali ungkap risiko inflasi musim puncak liburan
Baca juga: BI sebut daya beli konsumen di Bali tetap tumbuh
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.