Demonstrasi berujung krisis politik di Nepal masih terus terjadi. Massa masih turun ke jalan. India.com melaporkan massa bahkan membakar Hotel Hilton di Kathmandu pada Rabu (10/9).
Dilansir dari India.com, Kamis (11/9), dan menurut laporan dari berbagai media Nepal, Hotel Hilton di Kathmandu menjadi sasaran karena adanya rumor yang menyebutkan bahwa putra mantan Perdana Menteri Sher Bahadur Deuba, serta istrinya yang juga Menteri Luar Negeri Nepal, Dr. Arzu Rana Deuba, baru-baru ini telah membeli sebagian besar saham di hotel mewah tersebut.
Para pengunjuk rasa, yang marah terhadap gaya hidup mewah elite politik Nepal, menyerbu Hilton Kathmandu. Hilton Kathmandu merupakan hotel tertinggi di Nepal. Massa kemudian membakarnya.
Hotel Hilton Khatmandu dikembangkan oleh Shankar Group, salah satu konglomerat besar di Nepal. Mereka beroperasi di banyak sektor, termasuk manufaktur, real estate, industri perhotelan, hingga keuangan.
Pembangunan hotel bintang lima itu dimulai sejak 2016 dan mulai beroperasi di tahun 2024. Hotel itu memiliki 19 lantai dan menjadi ikon di Kathmandu.
Hilton Kathmandu dalam pernyataannya yang diunggah di akun Instagram mereka menyatakan hotel tutup secara temporer tanpa menyebut kapan akan kembali dibuka.
Demo di Nepal awalnya digelar Gen Z untuk memprotes korupsi merajalela di sana. Unjuk rasa berubah rusuh setelah pemerintah memblokir sosial media.
Rusuh menyebabkan 25 orang warga Nepal tewas. Demo berujung rusuh turut memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mundur.
Saat ini kekosongan pemerintahan masih terjadi di Nepal.