Erupsi Berkepanjangan, Petani di Sikka Alami Gagal Panen, Biayai Sekolah Anakpun Terkendala

1 month ago 8
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Erupsi Berkepanjangan, Petani di Sikka Alami Gagal Panen, Biayai Sekolah Anakpun Terkendala Ilustrasi(MI/ALEXANDER P TAUM)

PARA petani di lima desa di wilayah Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur mengeluh gagal panen. Bahkan kesulitan ekonomi mulai mendera warga akibat terdampak letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki.

Sejak erupsi yang terjadi pada Desember 2023, hasil kebun seperti jambu mete, kakao, kemiri, kopi  bahkan kelapa enggan berbuah karena sering diguyur material vulkanis. Kondisi tersebut semakin parah mengingat curah hujan yang rendah di wilayah itu.

"Akibatnya tanaman-tanaman tersebut tidak berbuah maksimal seperti tahun-tahun sebelumnya, penghasilan pun semakin tidak menentu," kata Fernandes Natadua,  warga Desa Timu Tawa dalam keterangan yang diberikan kepada Media Indonesia, Kamis, 24 Juli 2025.

Material vulkanis yang panas dan menumpuk, kata dia, menghambat proses penyerbukan sehingga bunganya cepat terkena penyakit, hangus dan gugur.

"Pada bagian bunga jambu mete yang dipenuhi abu lama kelamaan terlihat titik-titik hitam bahkan ada yang hangus dan gugur. Ada juga yang berbuah tetapi tidak sehat," ujar pria berusia 57 tahun itu.

Hal serupa terjadi pada tanaman kelapa dan kemiri. Bunga bahkan buahnya gugur sebelum waktunya.

“Bahkan, kalau kelapa, isinya rusak kalau dibelah. Sebelum erupsi, kami biasa jual sampai puluhan kilo hasilnya dan dapat uang yang bisa penuhi kebutuhan sehari-hari," kata Fernandes tanpa merinci berapa rupiah hasil yang ia dapatkan.

Namun setelah terjadi erupsi, lanjutnya, ia hanya mendapatkan empat sampai lima kilogram kemiri. Itu pun butuh waktu satu bulan untuk mengumpulkannya.

Ia mengungkapkan, jika curah hujan baik, "mungkin hasil kebun bisa terselamatkan."
"Sejak erupsi besar pada Juni dan awal Juli, di wilayah kami tidak pernah turun hujan sehingga tanaman-tanaman pada rusak."

Kata Fernandes, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, tanaman-tanaman di kebunnya maupun di kebun  warga lain tidak memberikan hasil yang baik sehingga berpengaruh terhadap ekonomi dalam keluarga.

Sulit Biayai Sekolah Anak

"Saya kesulitan membiayai sekolah anak saya ke jenjang Perguruan Tinggi karena tidak ada penghasilan dari kebun. Sekarang dia menganggur dan membantu saya di kebun. Padahal dia punya niat untuk sekolah," ungkap Fernandes.

Selain tanaman komoditas yang terdampak, sayur-sayuran pun terkontaminasi dengan abu vulkanis.

"Bahkan ubi juga rusak, jadi susah sekali mau jual ke pasar. Biasanya kami jual sayur dan ubi, tetapi sekarang malah semakin susah."

Fransiskus Borgias, 54 tahun, salah satu petani dari Desa Kringa menuturkan hal serupa. Gagal panen akibat erupsi membuat ekonomi semakin sulit sementara kebutuhan sehari-hari semakin meningkat.

"Jambu mete, kemiri dan kelapa tidak ada hasil. Sudah dua tahun. Kali lalu hasil kebun juga  tidak menentu akibat perubahan iklim. Dua tahun belakangan hasilnya benar-benar merosot karena erupsi."

Ia pun mengeluhkan penghasilannya yang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya lagi.

"Anak-anak baru masuk sekolah, butuh uang pendaftaran, uang seragam dan kebutuhan makan minum setiap hari di kos. Rasanya tidak mampu tetapi saya harus berusaha karena mereka punya kemauan untuk sekolah," kata Borgias.

Borgias memiliki tiga anak, yang sulung baru tamat SMA, sementara anak kedua masih SMA dan yang terakhir duduk di bangku SMP.
"Anak sulung saya tidak mau kuliah karena ingat adiknya juga masih sekolah. Katanya uang kuliah mahal, kalau dia kuliah maka adik-adiknya tidak bisa menyelesaikan sekolah."

Sebagai orang tua, kata dia, meskipun hasil kebun tak mencukupi, ia tetap berusaha mencari jalan untuk membiayai sekolah anak-anaknya.

Oleh karena itu, baik Borgias  maupun Fernandes berharap pemerintah memberikan perhatian bagi warga lima desa yang terdampak erupsi Lewotobi Laki-laki. Tidak hanya kebutuhan makan dan minum tetapi kebutuhan anak sekolah.

"Sudah dua tahun kami mengalami kesulitan ekonomi akibat erupsi. Jadi kami berharap lebih perhatian pemerintah untuk melihat lebih jauh situasi-situasi yang kami hadapi setiap hari, khususnya anak sekolah." 

Read Entire Article